10.42

KEWIRAUSAHAAN | TRIK UNTUK SUKSES


POKOK BAHASAN 1
KEPRIBADIAN WIRAUSAHA
                                                                                         
                                            
1.     TUJUAN  UMUM
Diharapkan Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan dan mengubah perilaku untuk bersikap mental wirausaha.
2.     TUJUAN  KHUSUS.
a.     Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan falsafah wirausaha.
b.    Mahasiswa diharapkan dapat membedakan antara wirausaha dan profesi.
c.     Mahasiswa diharapkan mengubah perilaku bersikap mental wirausaha.

3.  KATA KUNCI  :  Hakekat Wirausaha, Sikap & Profesi.
4.  RANGKUMAN.
       Wirausahawan merupakan individu yang sangat spesifik dalam perilakunya.  Ada tiga peranan yang menonjol dari seorang wirausahawan, yakni; pertama, wirausahawan sebagai inovator, dimana seorang wirausahawan selalu mencari kombinasi sumberdaya dalam menjalankan usahanya, kedua,wirausahawan sebagai individu yang mencari peluang yang menguntungkan, ketiga, wirausahawan menyukai resiko. Dalam hal ini, jika seorang wirausahawan memulai usaha baru dengan produk baru, maka ia dapat dikatakan memiliki ketiga peranan tersebut, yaitu peranan sebagai inovator, sebagai pencari peluang, dan suka akan resiko.
       Berkaitan dengan bakat dan karakteristik yang khas dari kalangan wirausahan, proses menjadi wirausahawan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor manusia dan intuisinya, masyarakat, dan budaya dimana wirausahawan tersebut berasal. Semangat wirausaha berasal dari semangat individu itu sendiri yang tercermin dengan jelas dalam menghadapi ketidakpastian dan persaingan.
5.  URAIAN PEMBELAJARAN
      
A.  Pendahuluan.
     Karakteristik yang khas dari kelompok usaha kecil, terutama yang menyangkut bakat (personality traits), bagaimana seorang wirausahawan memulai usaha dan bagaimana mereka bertahan dalam kondisi lingkungan yang berubah terus menerus (open-ended changes). Keberhasilan usaha kecil, sering kali dikaitkan dengan bakat yang dimiliki oleh pengusaha (pemilik Usaha), bukan oleh faktor-faktor lain. Hal ini kiranya tidak berlebihan karena kenyataan menunjukkan bahwa mayoritas wirausahawan tidak berpendidikan tinggi, sehingga faktor pendidikan bukan merupakan hal penting bagi studi wirausaha (entrepreneurship).
     Beberapa keuntungan yang akan diperoleh dengan berwirausaha yaitu :
1.     Meningkatnya harga diri.
2.     Memperoleh penghasilan untuk diri sendiri.
3.     Ide dan motivasi yang timbul untuk maju besar.
4.     Masa depan lebih cerah dan tidak tergantung kepada orang lain.
Dalam Kaitannya dengan upaya untuk mempertahankan usaha, seorang wirausaha memerlukan suatu strategi positioning yang kuat secara konsisten dalam suatu lingkungan persaingan yang dinamis. Hal ini memerlukan suatu perbaikan yang berkelanjutan. Disisi lain perubahan yang terjadi merupakan perubahan paradigma persaingan yang bersifat tidak terus menerus (discontinuous). Pokok bahasan ini menjelaskan tentang falsafah / hakekat wirausaha, wirausaha dan profesi, serta sikap mental wirausaha.
B.   Falsafah / Hakekat Wirausaha.
     Kewirausahaan adalah kemampuan diri seseorang dalam menentukan dan mengevaluasi peluang-peluang usaha dengn mengelola sumber-sumber daya yang ada. Oleh karena itu kewiraushaan melekat pada diri manusia, sementara keberadaan manusia di dunia ini merupakan mahluk utama dan titik sentral berkembangnya peradaban masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, ada 4 elemen pokok yang perlu disadari akan eksistensi keberadaan manusia dalam memahami falsafah / hakekat wirausaha yaitu :
1)    Hakekat Keberadaan Manusia, adalah pekerja dan tanpa bekerja fungsi diri sebagai manusia mahluk utama di muka bumi akan kehilangan makna, dengan demikian bekerja adalah indikator eksistensi manusia.
2)    Kewajiban Manusia dalam hidupnya, Manusia dalam hidupnya wajib bekerja, artinya bekerja disini adalah berbuat sesuatu agar kehidupan lebih bermakna atau berperadaban, karena manusia bekerja untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup. Dengan bekerja kehidupan lebih bergairah, dinamis dan menyenangkan sehingga keberadaan diri manusia menjadi nyata dan bernilai.
3)    Etos Kerja, merupakan salah satu unsur inner dynamic factor (faktor dinamika yang berada dalam diri manusia). Dengan etos kerja. Bekerja berarti menghasilkan sesuatu baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dalam hubungan tersebut ada 2 (dua) variabel pengukur hasil kerja yaitu : (1) Manfaat / kegunaan,  (2) Pruduktivitas.
4)    Kebutuhan hidup, Manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup. Dari perjalanan peradaban manusia, kebutuhan manusia mengalami proses perkembangan dan sangat beragam.

 C.           Pengertian  Wirausaha dan Profesi.
      
Wirausaha terdiri atas 3 kata yaitu Wira adalah manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan / pendekar kemajuan dan memiliki keagungan watak;  Swa  artinya sendiri; dan  Sta  artinya berdiri. (Soemanto, 1984). Dengan demikian secara etimologis wiraswasta berarti keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan masalah hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.
     Wirausaha (Entrepreneur) adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. (Joseph, 1994). Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah kegiatan individu atau kelompok yang membuka usaha baru dengan maksud memperoleh keuntungan (Profit), memelihara usaha dan membesarkannya, dalam bidang produksi atau distribusi barang dan jasa.
     Wirausaha adalah sebagai manifestasi dari kemampuan dan kehendak dari individu-individu, terhadap organisasinya baik secara sendiri-sendiri maupun dalam bentuk tim, di dalam dan diluar organisasi, untuk merasakan dan menciptakan peluang ekonomi baru (produk baru, metode baru. Skema organisasi baru dan kombinasi poduk pasar yang baru), dan memperkenalkan gagasan-gagasan mereka di pasar dalam menghadapi kendala dan ketidakpastian pasar, dengan cara membuat keputusan terhadap lokasi, bentuk dan penggunaan sumber daya dan institusi (Wenneker dan Thurik dalam Carre dan Thurik, 2002).
     Wirausahawan merupakan individu yang sangat spesifik dalam perilakunya. Schumpeter, Kirzner dan Knight dalam Carre dan Thurik (2002) mengemukakan bahwa ada tiga peranan yang menonjol dari seorang wirausahawan, yakni :
1)    Wirausahawan sebagai Innovator, dimana seorang wirausahawan selalu mencari kombinasi sumberdaya dalam menjalankan usahanya.
2)    Wirausahawan sebagai individu yang mencari peluang yang menguntungkan.
3)    Wirausahawan menyukai resiko.
     Dalam hal ini, jika seorang wirausahawan memulai usaha baru dengan produk baru, maka ia dapat dikatakan memiliki ketiga peranan tersebut, yaitu peranan sebagai inovator, sebagai pencari peluang, dan suka resiko.
     Berkaitan dengan bakat dan karateristik yang khas dari kalangan wirausahawan, Morrison (2000) mengemukakan bahwa proses menjadi wirausahawan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor manusia dan intuisinya, masyarakat, dan budaya dimana wirausahawan tersebut berasal. Kirzner (dalam, Morrison 2000) menyakini bahwa sumber wirausaha berasal dari semangat individu itu sendiri yang tercermin dengan jelas dalam menghadapi ketidakpastian dan persaingan.
     Wirausaha adalah kegiatan memindahkan sumberdaya ekonomi dari kawasan produktivitas rendah ke kawasan produktivitas yang lebih tinggi dan hasil yang lebih besar (Drucker, 1985). Definisi tersebut terus berkembang sampai sekarang, sehingga Drucker menyimpulkan bahwa wirausaha adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan suatu produk yang tadinya biasa-biasa saja tetapi dengan penerapan konsep manajemen dan teknik manajemen (yaitu dengan bertanya nilai apa yang berharga bagi pelanggan), standarisasi produk, perancangan proses dan peralatan, dan dengan mendasarkan pelatihan pada analisis pekerjaan yang akan dilakukan serta menetapkan standar yang diinginkan sehingga meningkatkan hasil sumberdaya yang ada dan menciptakan pasar serta pelanggan baru.
     Berdasarkan pendapat Drucker tersebut dapat dikemukakan bahwa tidak semua hal baru, kecil dan milik sendiri sebagai wirausaha, akan tetapi kemampuan untuk meningkatkan produktivitaslah yang disebut sebagai wirausaha. Kao (1995) juga menyebut wirausaha sebagai suatu proses, yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.
     Siagian et al. (1999) mengemukakan bahwa wirausaha adalah kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai dan prinsip serta sikap, kiat, seni dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada pelanggan dan pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa dan Negara. Adapun ciri-ciri pokok yang sangat menentukan keberhasilan seorang wirausahawan adalah :
1.     Memiliki kemampuan mengidentifikasi suatu pencapaian sasaran (goal) atau visi dalam usaha.
2.     Kemampuan untuk mengambil resiko keuangan dan waktu.
3.     Memiliki kemampuan di bidang perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaannya.
4.     Bekerja keras dan melakukan sesuatu yang diperlukan dan mampu mencapai keberhasilan.
5.     Mampu menjalin hubungan baik dengan para pelanggan, karyawan, pemasok, banker, dll.
Sedangkan Abrahamso (1989), menyatakan ada 5 ciri-ciri wirausahawan yang berhasil yaitu :
1.     Drive yang kuat (motivasi untuk maju), yaitu orang yang memiliki sifat bertanggung jawab, gat, inisiatif, tekun dan ambisi untuk maju.
2.     Mental Ability (Kemampuan Mental) meliputi : IQ, berfikir kreatif dan berfikir analitis.
3.     Human Relation Ability (kemampuan menjalin hubungan antar manusia) meliputi : Pengendalian diri, kemampuan menjalin hubungan dan kemampuan bergaul.
4.     Communication Ability (kemampuan berkomunikasi)
5.     Technical Knowledge (Pengetahuan Teknis)
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang wirausahawan yang berhasil memiliki motivasi untuk maju, mental yang kuat, kreatif dan inovator, kemampuan menjalin hubungan antar manusia, memiliki kemampuan berkomunikasi dan memiliki pengetahuan teknis yang baik dalam menciptakan nilai tambah dari peluang usaha yang ada.

D. Sifat Wirausaha dan Kebiasaan.
     Sikap dan perilaku pengusaha dan karyawannya merupakan bagian penting dalam etika wirausaha. Adapun sikap dan perilaku yang harus dilakukan oleh seorang wirausaha adalah sebagai berikut :
1.     Jujur dalam bertindak dan bersikap.
2.     Rajin, tepat waktu dan tidak pemalas.
3.     Selalu murah senyum
4.     Lemah lembut dan ramah tamah
5.     Sopan santun dan hormat
6.     Selalu ceria dan pandai bergaul.
7.     Fleksibel dn suka menolong pelanggan
8.     Serius dan memiliki rasa tanggung jawab.
9.     Rasa memiliki usaha yang tinggi
Wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mendapatkan keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan. Para wirausahawan juga disebut sebagai individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, bermotivasi tinggi dan  berani mengambil resiko dalam mengejar tujuannya. Meredith (1988) merinci ciri dan watak seorang wiraushawan sebagai berikut :
Tabel 1.1 Daftar Ciri dan Watak Wirausaha.
Ciri – Ciri
W a t  a k
Percaya Diri
Keyakinan, tidak tergantungan, individualitas, optimisme
Berorientasi Tugas & Hasil
Kebutuhan  Persepsi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan (motivasi) kuat, energitik, dan inisiatif.
Pengambil Resiko
Kemampuan mengambil resiko, suka pada tantangan
Kepemimpinan
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik
Keorisinilan
Inovatif dan kreatif, punya banyak sumber, serba bisa, dn mengetahui banyak hal
Berorientasi ke masa depan
Pandangan ke depan, dan perspektif
     Sumber : Meredith, The Practice of Entrepreneurship (1998).
     Dilihat dari aspek kejiwaan, wirausaha adalah jiwa seseorang yang mempunyai kemampuan untuk melihat dan menilai peluang bisnis, mengumpulkan sumberdaya yang diperlukan untuk memperoleh manfaat dari peluang dan memulai kegiatan yang sesuai untuk meraih keberhasilan.
     Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha adalah seseorang yang memiliki tindakan kreatif membangun nilai dari suatu yang tidak nampak menjadi sesuatu yang nampak. Hal tersebut merupakan upaya untuk mengejar kesempatan tanpa peduli terhadap ketersediaan sumberdaya atau ketiadaan sumberdaya di tangannya. Hal ini membutuhkan visi, kegemaran dan komitmen untuk mencapai visi tersebut.
     Seorang wirausahawan terlepas apakah dia bawaan sejak lahir atau dari proses pengembangan, pada umumnya memiliki ciri-ciri : gemar berusaha, tegar walaupun gagal, percaya diri, memiliki self determination atau locus of control, mengelola resiko, perubahan dipandang sebagai kesempatan, toleran terhadap banyaknya pilihan, inisiatif dan memiliki need for achievement, kreatif, perfeksionis, memiliki pandangan luas, waktu adalah berharga, dan memiliki motivasi yang kuat (Lambing dan Kuehl, 2000)
     Gede Prama (Swa 09/XI/1996), merinci beberapa jiwa dan kemampuan yang biasanya ada pada diri seorang wirausahawan, diantaranya adalah :
a.     Wirausaha adalah seorang pencipta perubahan (The change creator).
b.     Wirausaha selalu melihat perbedaan, baik antar orang maupun antar fenomena kehidupan, sebagai peluang dibanding sebagai kesulitan.
c.      Wirausaha cenderung jenuh terhadap segala kemampuan hidup, untuk kemudian bereksperimen dengan pembaruan-pembaruan.
d.     Wirausaha melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk memacu kreativitas, bukan sesuatu yang harus diulangi.
e.      Wirausaha adalah seorang pakar tentang dirinya sendiri.
     Banyak contoh yang menunjukkan bahwa keberhasilan wirausaha sering dikaitkan dengan kemampuan wirausahawan dalam menghadapi permasalahan lingkungan usahanya (Birley dan Westhead, 1993) sifat kepribadian atau bakat (Naffziger, 1995; Littunen, 2000; Baron dan Markman, 2003), Peluang usaha (Eckhardt dan Shane, 2002; Ardichvili et al, 2003) dan motivasi dalam memulai usaha (Gray, 1990; Collins et al, 2000; Shane et al, 2003).
     Kemampuan mengatasi permasalahan juga dikaitkan dengan kemampuan wirausahawan untuk belajar (Deakin, dan Freel, 1998; Rae 2000; Minniti, dan Bygrave, 2001) baik melalui proses pendidikan dan pelatihan (Ulrich dan Cole, 1999) maupun dari pengalaman (Henderson, 1993; Rae, 1999; Cope dan Watts, 2003) dan bimbingan pihak lain (Brown, 1990; Mumford, 1995; Sulivan, 2000).


Comments (0)

Posting Komentar